Dampak Impulsive Buying, Kebiasaan Boros yang Harus Dilawan!

Impulsive buying merupakan suatu kondisi yang kian melejit dialami oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Salah satu pemicu utama hal ini adalah karena adanya perkembangan e-commerce serta metode pembayaran online, dan teknik pemasaran yang makin kreatif.
Nah, apakah kamu adalah salah satu pengidap kondisi ini? Jika iya, maka kamu sebaiknya mengetahui sejumlah dampaknya serta cara untuk mengatasinya dengan mengetahui informasi penting pada artikel ini.
Dampak Impulsive Buying
Belanja impulsif dapat menimbulkan dampak buruk apabila diteruskan. Berikut adalah di antaranya:
1. Impulsive Buying Membuatmu Semakin Boros
Sudah pasti, dampak buruk pertama yang bisa kamu dapatkan adalah dirimu yang semakin boros. Sebab, kebiasaan belanja satu ini kerap menghamburkan uang untuk nafsu sesaat dan sejumlah barang yang tidak begitu penting.
2. Menambah Barang Tidak Terpakai Menumpuk
Semakin kamu gencar melakukan belanja impulsif, maka semakin penuh rumahmu akan barang yang tidak terpakai. Hal ini disebabkan bahwa pembelianmu akan barang tersebut tidak dilatarbelakangi kebutuhan, namun keinginan semata saja.
3. Berpotensi Terhanyut dalam Rentetan Hutang
Fenomena impulsive buying di Indonesia sudah pasti membuat platform pinjaman online menjamur. Maka dari itu, sudah pasti apabila kamu tidak mampu mengerem belanja impulsif, maka kamu berpotensi terjebak dalam rentetan hutang.
4. Mengalami Kesulitan dalam Perencanaan Keuangan
Kebiasaan impulsive buying dapat menyulitkan kamu untuk merencanakan keuanganmu dalam jangka panjang maupun pendek, khususnya dalam menyiapkan sejumlah dana darurat.
5. Memicu Stres Akibat Terlalu FOMO (Fear of Missing Out)
FOMO merupakan suatu kondisi ketika kamu khawatir ketinggalan suatu tren atau hal yang marak terjadi pada saat ini. Nah, belanja impulsif pun dilatarbelakangi oleh kondisi ini dan apabila dibiarkan terus menerus dapat memicu stres pada pikiranmu.
Cara Mengatasi Impulsive Buying
Supaya kamu tidak terjebak kebiasaan buruk belanja impulsif maupun mencegah dampak buruk darinya, maka sebaiknya atasilah menggunakan cara-cara sebagaimana berikut ini.
1. Memisahkan Antara Kebutuhan dan Keinginan
Cara pertama untuk mengatasi impulsive buying adalah dengan menyortir kebutuhan dan keinginanmu. Melalui cara ini, maka finansialmu bisa tepat teralokasikan. Karena, kamu akan mengetahui manakah barang yang sebaiknya dibeli maupun tidak.
2. Menghindari Penginstalan Berbagai Macam Aplikasi E-Commerce
Tidak dapat dipungkiri bahwa melihat gambar barang-barang dalam aplikasi marketplace merupakan hal yang menyenangkan. Apalagi membelinya! Nah, untuk mencegah hal ini, kamu dapat mencopot penginstalan aplikasi tersebut di ponselmu.
3. Membatasi Transaksi Pembayaran Online dan Kartu Kredit
Pembayaran digital maupun online, hingga kartu kredit dapat membuatmu kesulitan mengontrol transaksi. Sebab, melalui pembayaran tersebut, kamu tidak merasakan kehilangan uang, khususnya uang tunai.
Untuk mencegah impulsive buying, sebaiknya batasilah pembayaran melalui metode tersebut dan beralih pada pembayaran tunai saja seperti sedia kala.
4. Mencegah Pemakaian Fitur Paylater
Fitur ini memanglah menggiurkan untuk digunakan membeli ketika uang telah habis, namun tanggal ‘gajian’ masih lama. Namun, untuk pembelian impulsif, sebaiknya tidak, karena lebih baik cegahlah dirimu dan gunakan dalam kondisi mendesak saja.
5. Tidak Mudah Terjebak Strategi Pemasaran Psikologis
Menyugesti dirimu sendiri melawan strategi pemasaran psikologis pun penting supaya kamu tidak gampang terpengaruh impulsive buying. Kamu dapat menghindari sales, maupun selebgram yang tengah berpromosi melalui akun media sosialnya.
6. Mencegah Impulsive Buying Ketika Memberi Self-Reward
Memberi self-reward untuk diri sendiri ialah hal penting. Namun, jika terlalu sering, maka kamu akan menjadi kelabakan dalam mengatur keuanganmu. Maka dari itu, tetapkan batasan untuk dirimu sendiri untuk self-reward dalam kurun waktu tertentu.