Investasi Tepat Strawberry Generation. Jangan Ditunda!

Sewaktu mendengar sebutan strawberry generation, apa yang ada dalam benak kamu? Seperti apa sih generasi stroberi ini? Apa yang melatarbelakangi muncul istilah tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terjawab dalam ulasan ini. Mari simak.
Ketahui Dulu Apa Itu Strawberry Generation
Generasi stroberi sebenarnya sudah ada sejak tahun 2006 dan dijelaskan secara detail dalam buku karangan karangan Profesor Rhenald Kasali. Akan tetapi, fenomena strawberry generation ini muncul kembali baru-baru ini di media sosial.
Awal mulanya, istilah strawberry generation adalah hinaan atau cercaan yang diberikan kepada orang-orang Taiwan yang lahir dari tahun 1982 yang rapuh, memerlukan proteksi dan perlindungan dari orang tua, tidak mampu menerima tekanan sosial atau enggan bekerja keras. Layaknya stroberi yang mudah pecah ketika diinjak, generasi ini pun mudah sekali tersinggung ketika menerima sesuatu yang tidak sesuai keinginan. Bahkan, mereka cenderung suka membangkang, egois, manja, sombong, suka mengeluh, serta lamban dalam bekerja.
Istilah ini muncul dari persepsi orang tua yang ingin membesarkan anak-anak mereka dengan gaya didik berlebihan yang terlalu memanjakan, melindungi, dan memberikan kemakmuran dalam ekonomi. Hal tersebut mirip dengan bagaimana stroberi ditanam di rumah kaca yang dilindungi dan memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lainnya.
Ciri-ciri Strawberry Generation
Bila di Asia muncul istilah generasi stroberi, maka di barat terkenal dengan istilah snowflake generation. Ciri-ciri dari kedua generasi ini serupa, yaitu:
Sifat Generasi Stroberi #1: Tidak Mau Bertanggung Jawab
Strawberry generation terbiasa dengan kenyamanan yang diberikan oleh orang tua dan lingkungan sekitar. Maka, ketika mereka berbuat salah, cenderung mereka enggan untuk disalahkan. Mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab dan lebih suka mengeluh atau mengadu. Membiarkan orang dewasa menangani kesalahan yang mereka perbuat.
Ciri Generasi Stroberi #2: Mudah Tersinggung
Sama seperti stroberi, kamu dirawat di rumah kaca dan tidak pernah melihat keluar seperti apa dunia nyata itu sebenarnya. Maka, ketika kamu diizinkan untuk keluar dan bergabung dengan masyarakat luas, kamu akan sadar jika ada perbedaan dalam menanggapi suatu masalah atau kesulitan yang dialami.
Generasi stroberi cenderung lebih rentan, lebih sensitif, dan mudah tersinggung ketika mendapatkan tekanan dari sosial. Kemampuan untuk mengatasi kesulitan pun lebih rendah dari generasi lainnya.
Investasi Mudah untuk Generasi Stroberi
Meskipun generasi stroberi cenderung rapuh, manja, dan banyak mencari perhatian di media sosial, tetapi menurut Anthony Dio Martin selaku trainer dan ahli psikologi mengatakan jika generasi ini pun lebih mudah beradaptasi dengan kondisi dan perkembangan yang ada.
Terbukti, ketika pandemi terjadi di tahun 2020 lalu, orang-orang dari generasi stroberi inilah yang cepat beradaptasi dengan kondisi, menerima keadaan, serta memikirkan apa yang harus dilakukan untuk masa depan jika kondisi serupa akan terjadi lagi. Maka, banyak dari mereka yang belajar investasi dan terjun ke dalamnya.
Ada banyak jenis investasi yang dimasuki oleh generasi strawberry ini, salah satunya adalah peer to peer lending milik Amartha. Dari dana yang mereka investasikan, selain memperoleh return hingga 15% flat per tahunnya, mereka juga bisa membantu pemerintah dalam mengembangkan para pengusaha kecil dan memberdayakan para wirausaha perempuan di Indonesia. Kini, saatnya untuk kamu mengikuti jejak para strawberry generation ini.