Pengertian Investasi, Konsumsi, dan Spekulasi
Mendukung semangat kids untuk berinvestasi di jaman now, aku ingin berbagi pengetahuan yang masih minim ini (aku juga masih terus belajar kok) kepada kalian yang sedang berfikir untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Semuanya itu tidak lepas dari perencanaan yang matang, pengendalian diri, kerja keras, dan penyerahan diri kepada Tuhan YME agar semua yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik.
Pada artikel kali ini, aku ingin memberikan sedikit gambaran dan pemahaman tentang apa itu investasi, konsumsi, dan spekulasi. Yuk, silahkan dibaca terus!
Apa itu investasi?
Investasi menurut Benjamin Graham dalam buku The Intelligent Investor adalah tindakan keuangan yang melalui analisis menyeluruh, menjanjikan keamanan dana pokok, dan memberikan keuntungan memadai.
Selain itu, investasi juga dapat diartikan sebagai menyimpan uang dalam jumlah dan jangka waktu tertentu dengan harapan mendapatkan imbal hasil atau keuntungan di masa yang akan datang.
Melakukan investasi sering diibaratkan dengan menunda kenikmatan demi memperolah kehidupan yang lebih baik ke depannya.
Menunda kenikmatan ini yang biasanya menjadi hal tersulit dilakukan bagi masyarakat terutama kids jaman now.
Hal itu sangat manusiawi dan lumrah terutama bagi teman-teman yang baru mengecap nikmatnya dunia kerja dan mendapatkan uang hasil dari kerja keras dan keringat sendiri. Wah rasanya pengen belanja setiap hari!
Tujuan berinvestasi tak lain adalah untuk menjauhi hal buruk yang mungkin terjadi di masa depan dengan segala bentuk ketidakpastian hidup. Karena perubahan dan ketidakpastian di dunia adalah hal yang mutlak maka sangat penting untuk mempersiapkan diri mulai dari sekarang.
Selain itu investasi juga membantu kita dalam melawan inflasi. Kenaikan inflasi yang terus terjadi menjadikan kita perlu lebih hati-hati dalam melindungi aset-aset kita agar nilainya tidak turun.
Terdapat banyak sekali instrumen investasi yang dapat kita pilih sebagai cara untuk melindungi kekayaan seperti memiliki bisnis peternakan/perkebunan, emas, tanah, properti, saham, obligasi, tabungan, deposito, dan lainnya.
Tentu saja dalam berinvestasi, kamu harus memilih instrumen investasi yang memang kamu pahami dengan baik, sukai, dan siap menanggung risiko sebelum membenamkan uangmu ke dalam hal-hal yang tak bisa dipertanggung jawabkan nantinya dan berakhir pada kebangkrutan.
Apa itu Konsumsi?
Tidak seperti investasi, konsumi adalah tindakan yang tidak menunda kenikmatan. Konsumsi layaknya “berenang-renang ke hulu, berakit-rakit ke tepian” yang berarti bersenang-senang dahulu bersakit-sakit kemudian.
Sebagai makhluk hidup, mengkonsumsi kebutuhan sehari-hari adalah hal yang mutlak dan wajib karena kalau tidak demikian kita mungkin akan mati.
Konsumsi menjadi berbahaya ketika kita menjadi konsumtif. Sifat yang sangat banyak sekali ditemukan pada diri kids jaman now.
Terkadang banyak orang yang mengkonsumsi atau membeli sesuatu bukan karena kebutuhan atau fungsi melainkan karena gengsi atau sekedar pamer.
Padahal membeli barang-barang konsumtif hanya menghabiskan uang saja dan nilai dari barang itu juga pastikan akan berkurang seketika kita membelinya.
Semua pengalaman konsumtif itu sudah aku lalui dan pada akhirnya ada penyesalan yang tak terelakkan. Namun lebih baik menyesal dan berubah dibandingkan diam di tempat dan tidak melakukan apa-apa bukan?
Karena itu, bijaklah dalam berkonsumsi agar kita bisa menikmati hidup yang lebih layak dan baik di hari tua. Setuju?
Apa itu spekulasi?
Spekulasi sendiri menurut Graham adalah tindakan keuangan yang tidak memenuhi persyaratan dalam investasi yang berarti tindakan keuangan yang tidak melalui analisis menyeluruh, tidak menjanjikan keamanan dana pokok, dan tidak memberikan keuntungan memadai.
Biasanya istilah spekulasi ini dipakai oleh para pemain di pasar modal dan dilakukan oleh investor/trader yang tidak memiliki pengetahuan cukup tentang pasar modal.
Mereka biasanya bergantung pada berita-berita di luar yang sedang tren tanpa melihat atau memahami fundamental bisnis perusahaan tersebut.
Pada buku The Intelligent Investor dijelaskan bahwa spekulasi terkadang diperlukan dan tidak bisa dihindari. Karena, biasanya, ketika kita memegang saham misalnya, terdapat banyak kemungkinan kita akan untung atau rugi, sehingga kita harus siap menerima risikonya.
Spekulasi bermanfaat karena dua hal. Pertama, tanpa spekulasi, perusahaan-perusahaan baru yang belum teruji tidak akan bisa memperoleh dana untuk ekspansi. Kesempatan menggiurkan dalam jangka panjang untuk memperoleh keuntungan besar adalah pelumas yang memperlancar mesin inovasi.
Kedua, risiko dipertukarkan (tetapi tidak pernah hilang) setiap kali saham dibeli atau dijual. Pembeli saham memiliki risiko utama bahwa harga sahamnya bisa saja turun suatu hari nanti. Sementara itu, penjual saham masih memegang risiko residual – yaitu kemungkinan bahwa harga saham yang dijualnya naik!
Ada yang mengatakan bahwa terdapat spekulasi pintar, layaknya investasi pintar namun terdapat juga situasi yang menjadikan spekulasi bukan tindakan pintar.
Contohnya seperti, berspekulasi saat kamu menyangka bahwa kamu sedang berinvestasi, berspekulasi dengan serius bukan sekedar iseng padahal kamu tidak punya pengetahuan dan keterampilan memadai untuk melakukannya, dan mempertaruhkan uang dalam jumlah lebih besar untuk sebuah spekulasi yang risikonya tidak sanggup kamu tanggung.
Oleh karena itu tindakan spekulasi sangat tidak disarankan bagi kamu yang berminat investasi dalam pasar modal.